Minggu, 26 Maret 2017

ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)

TENTANG

ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Dosen:  Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Dibuat oleh :Yohana Premavari (55516120056)

UNIVERSITAS MERCUBUANA


Dengan penggunaan teknologi informasi yang semakin pesat dan sistem informasi yang semakin maju  yang telah menyentuh  seluruh segi kehidupan baik tingkat individu, kelompok maupun tingkat organisasi dan  telah memberikan  banyak kemudahan dan keuntungan seperti kecepatan akses data dan informasi, pemecahan masalah dan otomatisasi dalam segala bidang pekerjaan. Namun selain memberikan banyak  manfaat dan hal positif , juga memberikan banyak dampak negatif . Sistem informasi menimbulkan pertanyaan etika yang baru baik individu, kelompok maupun masyarakat karena sistem informasi menciptakan perubahan – perubahan besar dibidang sosial, pendidikan, ekonomi, bisnis dan lainnya.
Fenomena sosial  yang sering saya jumpai akhir –akhir ini yang berkaitan dengan isu sosial dan etika dalam implementasi sistem informasi dan pemanfaatan internet adalah pelanggaran  privasi.

Analisis Etika (Contoh kasus Terkait Isu Sosial dan Etika Dalam Implementasi Sistem Informasi dan Pemanfaatan Internet).

1.      Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas.
Sebagai contoh   - Ada seorang karyawan divisi  IT  yang ditugaskan untuk memperbaiki permasalahan/ error yang terjadi  dialami karyawan  divisi lain , yaitu  memperbaiki error  pada  aplikasi system perusahaan dan error dalam mengakses email kantor.   Namun dalam perjalanan waktu,   Karyawan divisi IT tersebut menggunakan hak akses  dan  kemampuan serta pengetahuan IT  yang dimilikinya untuk mengakses komputer karyawan lain  untuk dapat melihat semua isi  email, conversation history dan memeriksa isi /file komputer karyawan tsb.  Dalam kasus ini sudah terjadi pelanggaran hak privasi yaitu hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan orang lain yang memang tidak berhak untuk melakukannya.

2.      Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat
Hal ini menimbulkan konflik bahwa karyawan divisi IT tersebut telah melanggar kode etik  seorang profesional teknologi informasi  dan melanggar hak privasi orang lain. Dalam kasus ini telah terjadi pelanggaran tanggung jawab profesi karena tidak melakukan pekerjaannya  sesuai dengan yang diamanatkan dan telah melanggar prinsip integritas.

3.      Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya.
Pihak – pihak yang berkepentingan atas adanya pelanggaran hak privasi ini antara lain karyawan yang telah dilanggar hak privasinya dan manajemen perusahaan

4.      Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan

Karyawan divisi IT yang melakukan pelanggaran harus meminta maaf kepada pihak pihak yang telah dirugikan, yaitu  kepada karyawan yang telah dilanggar hak privasinya karena perbuatan tersebut telah membuat orang lain menjadi tidak nyaman dan  khawatir karena  kehilangan kebebasan individu. Serta meminta maaf kepada manajemen perusahaan karena telah melakukan tindakan yang melanggar kode etik perusahaan dan harus siap menerima semua konsekuensi yang ada dari pihak menejemen perusahaan.

Manajemen perusahaan harus  bersikap tegas dengan memberikan hukuman (Punishment) yang sesuai dengan tindak pelanggaran yang telah dilakukan yaitu memberikan surat peringatan  - SP  atau berupa pemutusan hubungan kerja. Hal ini harus dilakukan manajemen agar tidak terjadi kembali pelanggaran yang sama dan sebagai kendali  bagi karyawan untuk selalu berfikir dan bertindak secara benar dan tepat dalam segala  situasi dan kondisi  dengan mengedepankan kepentingan kemajuan  perusahaan.

Manajemen perusahaan juga  harus semakin meningkatkan tingkat keamanan dan menjaga data –data perusahaan dan privasi karyawan.

5.      Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda
a)      Perusahaan dapat memilih karyawan baru yang memang memiliki dan mejaga kode etik  seorang profesional teknologi informasi  dan seorang karyawan yang berintegritas dalam melakukan pekerjaannya

b)      Semakin meningkatkan keamanan sistem informasi dan privacy karyawannya dengan melakukan strategi strategi keamanan informasi sebagai berikut :

·         Physical security adalah keamanan informasi yang menfokuskan pada strategi untuk mengamankan individu / anggota organisasi dan tempat kerja dari bencana alam, kebakaran, dll. Physical security memfokuskan pada aset fisik dari suatu informasi.
·         Personal security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada keamanan personal, berhubungan dengan keamanan physical security
·         Operation security adalah keamanan informasi yang membahas mengenai strategi suatu organisasi, agar organisasi tersebut dapat mengamankan kemampuan organisasi untuk berjalan tanpa ada gangguan.
·         Communication Security adalah keamanan informasi bertujuan mengamankan media komunikasi dan memanfaatkan media tersebut untuk  mencapai tujuan organisasi
·         Network Security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan ataupun data organisasi.

Isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet.

            Di zaman yang sudah  modern saat ini  teknologi sistem  informasi berkembang sangat pesat dan cepat . Teknologi informasi  mempengaruhi  gaya hidup,kebiasaan dan tingkah laku masyarakat masa kini.  Teknologi informasi sudah memasuki  ke segala bidang kehidupan dan sangat dibutuhkan dalam melakukan berbagai aktivitas.  Teknologi informasi mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan kita saat ini. Contohnya seperti memudahkan orang dalam berkomunikasi, membuka peluang bisnis baru, mempermudah proses transaksi keuangan dan perbankan, dan membantu  mendapatkan informasi  terkini . Namun teknologi sistem informasi tidak hanya memberikan manfaat bagi kehidupan manusia tapi juga memberikan dampak negatif. Teknologi dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan isu sosial  dan  isu etis.
Sistem informasi berbasis teknologi saat ini menimbulkan tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa menciptakan akuntabilitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamanan seriap individu, kelompok, perusahaan, dan masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam bermasyarakat.

1.      Etika Dalam Masyarakat Informasi

Etika adalah suatu masalah bagi manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika adalah tentang pilihan masing-masing orang.
Konsep dasar: tanggung jawab, akuntabilitas, dan liabilitas

Pilihan etika adalah keputusan yang dibuat oleh setiap orang yang akan bertanggung jawab untuk setiap konsekuensi yang timbul dari tindakannya.

Tanggung jawab (responsibility) adalah sebuah elemen penting dari tindakan etika.

Akuntabilitas (accountability) adalah ciri-ciri dari sistem dan institusi sosial: ini berarti bahwa ada mekanisme yang menetukan siapa yang melakukan tindakan yang bertanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab.
Liabilitas (liability) adalah ciri dari sistem politis dimana suatu badan hukum mengambil peranan yang memberi izin kepada individu untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh pelaku,sistem atau organisasi lain.

2.      Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi

Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu:

a.       Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.

b.      Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.

Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana tanggung jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem informasi. Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali. Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik.

Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem informasi, diidentifikasi  lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu:

a.       Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.

b.      Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: lisensi penggunaan  perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi, masalahcopyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.

c.       Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.  

d.      Kualitas sistem;  Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan kesalahan sistem.

e.       Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan karyawan.

3.      Permasalahan Etika

Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.

1.      Privasi
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.


2.      Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.


3.      Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).

a.       Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.

b.      Hak Paten
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.


c.       Rahasia Perdagangan
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.



4.      Isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet pada perusahaan

Perusahaan saat ini mempunyai concern yang cukup besar dalam Isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pelaksanaan  kode etik perusahaan  dan kebijakan-kebijakan sebagai pedoman teknologi informasi dan komunikasi. Diharapkan dengan kode etik dan kebijakan perusahaan dalam hal teknologi informasi dapat mengurangi isu etika, sosial dan politis dalam implementasi sistem informasi perusahaan, meningkatkan profesionalisme dan Integritas karyawan, meningkatkan kredibilitas perusahaan  dan meningkatkan efektif serta efisiensi aktivitas perusahaan.

Diperusahaan tempat saya bekerja, management perusahaan  menyadari bahwa komponen komponen pengendalian (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, pemantauan) akan mudah direalisasikan jika terdapat sistem informasi dan komunikasi yang baik dan andal dalam organisasi. Sistem informasi dan komunikasi disebut baik dan handal jika setiap anggota organisasi mendapat pesan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, agar keseluruhan tujuan perorangan, setiap bagian dan perusahaan dapat dicapai. Perusahaan telah memiliki kebijakan-kebijakan sebagai pedoman teknologi informasi dan komunikasi.

Kebijakan tersebut antara lain penggunaan sarana e-mail, intranet dan internet yang diatur dalam Memo Internal No. 05/IT/2004 tanggal 24 Mei 2004 yang antara lain mengatur mengenai pihak-pihak yang dapat mempergunakan akses e-mail, intranet dan internet, petunjuk penggunaannya serta pembatasannya, penanganan pengamanan sistem teknologi informasi untuk mengurangi risiko kerugian sebagai akibat dari kelalaian atau kesalahan dalam penggunaan sistem teknologi informasi yang diatur dalam Memo Internal No. 004/IT/2006 tanggal 8 Juni 2006 dan masih banyak kebijakan tertulis lainnya. Pedoman - pedoman tersebut dibuat agar pengelolaan perusahaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat terselenggara secara efektif, efisien, dapat diandalkan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

Dalam isu etika terkait dengan penggunaan internet di semua organisasi, perusahaan atau entitas, semua Kode etik penggunaan fasilitas internet di kantor hampir sama dengan kode etik pengguna internet pada umumnya, hanya saja lebih dititik beratkan pada hal-hal atau aktivitas yang berkaitan dengan masalah perkantoran di suatu organisasi atau instansi. Berikut adalah contoh kode etik penggunaan internet dikantor:
1.      Hindari penggunaaan fasilitas internet diluar keperluan kantor atau untuk kepentingan sendiri.
2.      Tidak menggunakan internet untuk mempublikasi atau bertukar informasi internal kantor kepada pihak luar secara ilegal.
3.      Tidak melakukan kegiatan pirating, hacking atau cracking terhadap fasilitas internet kantor.
4.      Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kantor dalam penggunaan fasilitas internet.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015, Bagaimana Mengatasi Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi :  http://combobook.blogspot.co.id/2015/02/bagaimana-mengatasi-isu-sosial-dan.html, diakses tanggal 26 Maret 2017.

Dani Permana, 2013, Etika Dalam Sistem Informasi :  http://danipermana66.blogspot.co.id/2013/11/etika-dalam-sistem informasi.html, diakses tanggal 26 Maret 2017.

Anthon, Purba, 2015, Peran dan Manfaat Etika Serta Kode Etik Perusahaan: https://etikabisnisperandanmanfaat.wordpress.com/2015/03/31/peran-dan-manfaat-etika-serta-kode-etik-perusahaan-anthon-putra-sila-tambe/, diakses tanggal 26 Maret 2017.

Anonim, 2013, Praktek – Praktek Kode Etik Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : http://uzi-online.blogspot.co.id/2013/06/praktek-praktek-kode-etik-dalam-penggunaan-teknologi-informasi.html, diakses tanggal 26 Maret 2017.

Karina, Dian Pratiwi, 2013, Keamanan Sistem Informasi : http://karina-d-p-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-79279-Tugas%20 Keamanan%20Sistem%20Informasi.html, diakses tanggal 26 Maret 2017.

File PDF bisa diakses disinihttps://drive.google.com/open?id=0B_r8d9t7fSBJeXd0dk1IQmdOTzQ

Sabtu, 18 Maret 2017

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI


TENTANG


SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA


Dibuat oleh : Yohana Premavari (55516120056)

UNIVERSITAS MERCU BUANA





Dalam dunia bisnis saat ini, sistem  informasi  mendukung semua proses bisnis yang ada diperusahaan. Perusahaan akan selalu menggunakan sistem informasi  untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas operasional perusahaan dan juga mempermudah manajemen dan menunjang proses pengambilan keputusan.

Pada perusahaan ditempat saya bekerja saat ini, sistem informasi yang digunakan untuk mendukung aktivitas bisnis perusahaan adalah aplikasi Ad1Sys.Online.   Aplikasi Ad1Sys.Online yang merupakan aplikasi on-line berbasis sentralisasi. Ad1Sys.Online telah menjadi aplikasi usaha penting yang harus bekerja secara optimal dan terus-menerus untuk mendukung operasional Perusahaan di seluruh jaringan usaha mulai  dari titik penjualan ke titik pembayaran,tahap pelunasan pembiayaan sampai tahap pengambilan keputusan. Rancangan program yang lepas menjadikan Ad1Sys.Online menjadi aplikasi yang independen, tetapi memberikan kemudahan dan fleksibilitas serta kapasitas untuk dikembangkan lebih lagi dalam waktu yang relatif singkat.

 Ad1Sys.Online memiliki kelengkapan yang dibutuhkan oleh jaringan usaha untuk melakukan transaksi harian, serta laporan rutin yang bermanfaat untuk melakukan analisa pendapatan dan risiko. Sistem atau modul-modul penting lainnya di dalam Ad1Sys.Online dapat dijabarkan sebagai berikut: Modul Account Acquisition, Account Management, Collection Management, Collateral Management,  dan General Ledger System yang terintegrasi.

Sistem informasi akuntansi pada perusahaan tersedia pada aplikasi Ad1Sys.Online,  yang secara khusus terdapat di modul General Ledger  System . Modul ini  menyediakan rangkuman data atas  semua transaksi  - transaksi  keuangan yang terjadi di seluruh cabang dan  laporan keuangan cabang.
Adapun kekurangan sistem informasi perusahaan pada aplikasi Ad1Sys.Online antara lain yaitu :
1.      Integrasi pengiriman data transaksi akuntansi sering mengalami keterlambatan/ delay. Contohnya :  Jurnal  otomatis  rekening  perantara   pengiriman  dana  tidak terbentuk  pada hari yang sama di saat dilakukan transfer dana dari pusat ke cabang.
2.      Aplikasi Ad1Sys.Online merupakan aplikasi yang sampai saat ini  terus menerus dikembangkan  untuk memenuhi seluruh aktivitas bisnis perusahaan yang semakin tinggi dan dinamis, karenanya dibutuhkan sumber daya manusia yang dapat menyesuaikan cepatnya perkembangan bisnis perusahaan dan teknologi informasi.




Sistem Informasi dan organisasi saling terkait satu sama lain .  Hal ini dikarenakan sebuah organisasi pastinya membutuhkan informasi yang penting dan relevan untuk mengetahui kinerja organisasi  Sistem informasi dan organisasi mempengaruhi satu sama lain. Sistem Informasi yang dibangun oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama, organisasi harus menyadari dan terbuka untuk pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi baru. (Hapzi Ali, 2017 ).
Teknologi informasi yang terus berkembang semakin canggih  dapat mendukung berbagai aktivitas organisasi. Teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan. Sejak organisasi menggunakan sistem informasi berbasis teknologi dalam semua aktivitas mulai dari pemrosesan data hingga menghasilkan output yang organisasi butuhkan, penggunaan teknologi informasi dalam organisasi bisnis terus mengalami pertumbuhan yang pesat.


1.      Dampak Implementasi Sistem Informasi Bagi Organisasi
Sistem informasi sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan bagi organisasi. Sistem informasi  sangat terlibat  pada operasi peusahaan dari menit ke menit dan membantu dalam  pembuatan keputusan pada organisasi besar. Selama beberapa dekade terakhir, sistem informasi secara fundamental telah mengubah ekonomi organisasi dan meningkatkan kemungkinan mengelola pekerjaan.
Dampak implementasi sistem informasi bagi organisasi antara lain yaitu :

a.       IT Meratakan Organisasi
Peneliti perilaku telah berteori bahwa teknologi informasi memfasilitasi perataan hierarki dengan memperluas distribusi informasi untuk memberdayakan karyawan tingkat rendah dan meningkatkan efisiensi manajemen.  IT mendorong hak pengambilan keputusan yang lebih rendah dalam organisasi karena karyawan tingkat bawah menerima informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan tanpa pengawasan. Sistem informasi dapat mengurangi jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dengan menyediakan manajer dengan informasi untuk mengawasi sejumlah besar pekerja dan dengan memberikan lebih banyak otoritas pengambilan keputusan karyawan tingkat bawah  (Hapzi Ali, 2017)


b.      Mempunyai Dampak Ekonomi bagi Perusahaan
Teknologi informasi mengubah  balik biaya relatif modal maupun biaya informasi. Adanya penurunan biaya , teknologi informasi dapat menggantikan bentuk modal –modal usaha yang dimiliki perusahaan seperti gedung dan mesin, yang tetap relatif mahal.  Manager dapat meningkatkan investasi pada TI karena penurunan biaya adalah hal yang relatif terhadap investasi modal lain.

c.       Komunikasi Non Fisik
            Komunikasi yang dilakukan pada organisasi adalah melakukan pertemuan secara fisik . Dalam melibatkan pertemuan secara fisik sering kali terkendala apabila posisi masing –masing personal organisasi yang ingin bertemu saling berjauhan  sehingga untuk permasalahan atau hal –hal yang bersifat penting  sering kali   memerlukan penyelesaian yang cepat dalam pengambilan keputusannya. Komunikasi yang memerlukan pertemuan secara fisik tentunya akan menjadi penghambat.
            Dengan adanya sistem informasi dan telekomunikasi yang semakin canggih organisasi saat ini mampu kendala ini. Tanpa harus bertemu secara fisik setiap personal dalam organisasi bisa berkomunikasi satu dengan yang lainnya tanpa terikat jarak dan waktu.


2.      Model rantai nilai guna membantu aktivitas bisnis dalam mengidentifikasi peluang untuk aplikasi sistem informasi strategis.
Rantai nilai  (value chain) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Porter pada buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance (1985). Fokus utama dalam rantai nilai terletak pada keuntungan yang ditambahkan kepada konsumen, .
Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan. Yaitu dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli.

Aktivitas nilai dapat dicabangkan menjadi dua tipe yang luas, aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer meliputi penciptaan fisik produk dan penjualannya dan perpindahan kepada pembeli serta bantuan pasca penjualan. Aktivitas pendukung mendukung aktivitas primer dan satu sama lain dengan memberikan input pembelian, teknologi, sumber daya manusia, dan fungsi berbagai perusahaan secara luas.

Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Porter membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori.

Pertama adalah primary activities (aktivitas primer), yaitu aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan setelah penjualan. Aktivitas ini terdiri dari inbound logistics (logistik ke dalam), operations (kegiatan operasi), outbound logistics (logistik ke luar), marketing and sales (pemasaran dan penjualan), servis (pelayanan). Kedua adalah support activities (aktivitas pendukung), yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer. Aktivitas ini terdiri dari procurement (pembelian/pengadaan), technology development (pengembangan teknologi), human resource management (manajemen sumber daya manusia) dan firm infrastructure (infrastruktur perusahaan).


Model rantai nilai potter ini mengidentifikasi spesifik, daya ungkit kritis di mana perusahaan dapat menggunakan sistem teknologi informasi yang paling efektif untuk meningkatkan posisi kompetitif   dan  merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi inti perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif.
Empat stategis  kompetitif yang dapat dijalankan dengan menggunakan sistem informasi strategis perushaan, yang dapat dicapai perusahaan adalah
1.      Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dari aktivitas penambahan nilai.
2.      Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.
3.      Strengthen custumer and supplier intimacy :  (Memperkuat pelanggan dan kedekatan pemasok ) hubungan yang kuat dengan pelanggan dan pemasok meningkatkan biaya switching (biaya beralih dari satu produk ke produk pesaing), dan loyalitas kepada perusahaan Anda.
4.      Focus on market niche  : fokus pada produk atau jasa yang khusus ditujukan untuk memuaskan kebutuhan pasar secara spesifik dan melayani sasaran pasar yang lebih sempit  lebih baik daripada pesaing

3.      Sistem informasi membantu bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif
sistem informasi dalam bisnis  sangat penting dalam  memberikan dukungan dalam  efektivitas strategi perusahaan agar dapat mencapai keunggulan kompetitif. Peran strategi informasi ini melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk mengembangkan berbagai produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan perusahaan keunggulan besar atas tekanan kompetitif dalam pasar bisnis global
Sistem informasi strategis  saat ini  dimanfaatkan untuk membantu perusahaan agar perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang  menghadapi semua tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam perusahaan.

1.      Model Kekuatan Kompetitif Porter

Dalam model kekuatan kompetitif  Porter, posisi strategis perusahaan dan strategi yang ditentukan tidak hanya oleh persaingan dengan kompetitor langsung tradisional, tetapi juga oleh empat kekuatan lain di lingkungan industri:
1.      pemain baru,
2.      produk pengganti,
3.      pelanggan, dan
4.      pemasok.
 Ada beberapa strategi yang dapat digunakan mencapai keunggulan kompetitif  :

1.      Strategi dalam Biaya
Menjadi produsen produk dan jasa yang biaya yang kompetitif dan  rendah dalam industri.

2.      Strategi Diferenssiasi produk
Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa perusahaan dari para pesaingnya atau mengurangi keunggulan diferensiasi para pesainnya.

3.      Strategi inovasi
Mengembangkan produk dan jasa yang lebih inovatif dan unik

4.      Strategi memperkuat pelanggan dan kedekatan pemasok
Membuat hubungan bisnis antara pelanggan, pemasok, dan pihak –pihak yang lainnya semakin kuat dan saling bersinergi.


2.      Dampak Internet Pada Keunggulan Kompetitif
Internet juga menciptakan kesempatan baru untuk membangun merek dan membangun dasar pelanggan yang sangat besar dan setia yang bersedia membayar premium terhadap merk tersebut, contohnya Yahoo!, eBay, BlueNile, Red Envelope, Overstock.com, Amazon.com, Google, dan masih banyak lagi. 


3.      Model Rantai Nilai Bisnis (Industry Value Chain)

Model ini menyoroti strategi kompetitif dan sistem informasi memiliki pengaruh yang kuat. DImana memandang perusahaan sebagai serangkaian aktivitas utama dan pendukung yang menambahkan nilai pada barang dan jasa perusahaan. Aktivitas utama terkait secara langsung dengan produksi dan distribusi, sementara aktivitas pendukung, memungkinkan pengiriman aktivitas utama. Rantai nilai perusahaan terhubung ke rantai nilai pemasok, distributor, dan pelanggannya.

Salah satu perluasan dari Value Chain yaitu Nilai web . Nilai web adalah sistem jaringan yang dapat melakukan sinkronisasi rantai nilai mitra bisnis dalam industri untuk merespon dengan cepat terhadap perubahan penawaran dan permintaan


4.      Tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis

1.      Tantangan Investasi
Sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai bagi perusahaan. Ditunjukkan  bahwa tidak semua perusahaan menyadari nilai yang kembali (good return) dari investasi  sistem informasi tersebut.

2.      Tantangan Strategi Bisnis
Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai bisnis yang penting dari sistem informasi mereka, karena mereka kurang –atau gagal untuk menghargai – aset komplemen yang diperlukan agar dapat menggunakan aset teknologi mereka untuk bekerja. Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat daripada kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan teknologi tadi

3.      Tantangan Globalisasi
Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan timbulnya ekonomi global memerlukan sistem informasi  yang dapat mendukung produksi dan menjual produk/barang (goods) di berbagai negara yang berbeda.

4.      Tantangan Infrastruktur IT
Bagaimana organisasi dapat membangun infrastruktur TI yang dapat mendukung tujuan mereka, apabila kondisi bisnis dan teknologi dirubah secara cepat. Banyak perusahaan dibebani dengan program (platform) TI yang mahal dan tidak terpegang yang tidak dapat beradaptasi pada inovasi dan perubahan. Sistem informasi  mereka sangat kompleks dan rapuh serta tindakan mereka merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya. Menanggapi tantangan bisnis dan teknologi baru mungkin membutuhkan pendesainan kembali organisasi dan perlu membangun suatu infrastruktur  IT baru

5.      Tantangan Etika dan Keamanan
Tantangan Tanggung jawab dan Kontrol:  bagaimana organisasi dapat menjamin bahwa sistem mereka akan digunakan secara etis dan merupakan tanggung jawab sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Hapzi Ali, 2017, Modul perkulihan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal, Jakarta.

Faishal, Rahman, 2015, Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi:  http://faishalrachmanf.blog.upi.edu/2015/10/04/sistem-informasi-organisasi-dan-strategi, diakses tanggal 19 Maret 2017.

Dwi, Santoso, 2015, Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Organisasi : http://agricultureofbisnis.blogspot.co.id/2015/10/pengaruh-teknologi-informasi-terhadap.html        , diakses tanggal  19 Maret 2017.

Muhammad, Nadir, 2015, Rantai Nilai  dan keunggulan Strategi : http://muhammadnadir.blogspot.co.id/2015/03/rantai-nilai-dan-keunggulan-setrategi.html, diakses tanggal  19 Maret 2017.

 

Noratul, Mukarramah, 2014, Sistem Informasi organisasi dan Strategi:  http://noratulmukarramah.blogspot.co.id/2014/10/sistem-informasi-organisasi-dan-strategi.html, diakses tanggal  19 Maret 2017.

 

Fikry, Fadhillah,  2016, Rngkuman SIM BAB 3 Sistem Informasi organisasi dan Strategi : http://fikryfadhillah.blog.upi.edu/2016/12/20/rangkuman-sim-bab-3-sistem-informasi-organisasi-dan-strategi/ , diakses tanggal  19 Maret 2017.

 

Jim, Michael , 2008, Tantangan dari Sistem informasi  : https://jimmichaelw.files.wordpress.com/2008/08/kuliah-5-tantangan-dari-si.ppt, diakses tanggal  19 Maret 2017.