SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG
Dibuat oleh : Yohana Premavari
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
XBRL
XBRL
adalah kependekan dari eXtensible
Business Reporting Language. XBRL merupakan bahasa baku pelaporan
bisnis berbasis XML yang dikembangkan untuk
memfasilitasi komunikasi data bisnis dan data keuangan secara elektronis. XML
sendiri, singkatan dari eXtensible
Markup Language, adalah bahasa penanda (markup language) yang
telah menjadi standar universal penyajian informasi terstruktur. XBRL bisa
dikatakan versi XML yang khusus dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan dan bisnis.
XBRL menjadi
cara baru perusahaan dan organisasi lainnya dalam mentransmisi dan menggunakan
data bisnis. Sekadar menyebut satu contoh, perusahaan-perusahaan terbuka di
Amerika Serikat telah mengirimkan laporan-laporannya kepada otoritas bursa di
sana (SEC) dalam format
XBRL. Phillips, Bahmanziari, dan Colvard menambahkan, usaha menengah dan kecil
serta profesi akuntansi tidak bisa menghindar dari tren XBRL
XBRL International (XII) adalah
organisasi konsorsium yang bersifat nirlaba, mencakup lebih dari 600 perusahaan
dan badan lainnya. XII inilah yang mengembangkan XBRL serta mendorong adopsi
XBRL secara global. Meskipun demikian, XBRL merupakan open standard technology.
Setiap perusahaan atau penyedia perangkat lunak bisa menggunakan XBRL secara
gratis.
Wada (2013) menjelaskan, pada awalnya XBRL
memang dikembangkan sebagai teknologi untuk pelaporan keuangan atau pelaporan
bisnis. Akan tetapi, penerapan XBRL terus diperluas sehingga mencakup juga
informasi non-keuangan yang bersifat kualitatif. Contoh penerapan XBRL untuk
pelaporan non-keuangan adalah penggunaan XBRL dalam penyampaian laporan
tanggung jawab sosial perusahaan, inisiatif IIRC (International Integrated
Reporting Council), dan GRI (Global Reporting Initiative) di
wilayah Asia.
Wujud konkretnya, XBRL itu seperti apa?
Salah satu artikel dari XII (diakses
tanggal 2 Januari 2014) memberikan contoh script XBRL. XBRL
terdiri dari tag-tag pengidentifikasi (identifying tags). Tag-tag
pengidentifikasi itu diterapkan terhadap item-item data tertentu, sehingga
dapat diproses secara efisien oleh perangkat lunak komputer. Contoh item data
dimaksud adalah beban penyusutan atau laba bersih.
Tag pengidentifikasi juga bisa menyajikan
informasi yang lebih kompleks, misalnya angka dalam satuan moneter, angka
persentase, dan angka pecahan. Lebih lanjut, XBRL juga memungkinkan pemberian
label/nama suatu item data dalam bahasa apa pun, penggunaan kerangka acuan
akuntansi yang berbeda-beda, serta penyediaan informasi lain terkait perusahaan
anak.
Kita sebagai
manusia akan mendapati tag-tag di atas terbaca sebagai berikut:
CURRENT ASSETS
|
|
Assets Held for Sale
|
100,000
|
Construction in Progress, Current
|
100,000
|
Inventories
|
100,000
|
Other Financial Assets, Current
|
100,000
|
Hedging Instruments, Current
(Asset)
|
100,000
|
Current Tax Receivables
|
100,000
|
Trade and Other Receivables, Net,
Current
|
100,000
|
Prepayments, Current
|
100,000
|
Cash and Cash Equivalents
|
100,000
|
Other Assets, Current
|
100,000
|
Current Assets Total
|
1,000,000
|
XBRL mampu
menunjukkan keterkaitan item-item data satu sama lain. Dengan demikian, XBRL
mampu menunjukkan bagaimana penghitungan yang mendasari suatu item data. XBRL
juga mampu mengelompokkan item-item data menurut organisasi atau menurut tujuan
pelaporan tertentu. Dan yang terpenting, XBRL dapat dengan mudah diperluas (extensible),
sehingga perusahaan dan organisasi lainnya bisa mengadaptasi XBRL untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.
Informasi
dikonversi menjadi XBRL melalui proses pemetaan atau dibuat dalam format XBRL
dengan perangkat lunak. Selanjutnya, informasi itu dapat ditelusuri,
dipertukarkan, dan dianalisis dengan bantuan komputer atau dipublikasikan
secara rutin.
XBRL menggunakan
semacam kamus (dictionaries) yang berisi elemen-elemen XBRL dan dikenal
dengan Taksonomi XBRL (XBRL
Taxonomies). Taksonomi XBRL merupakan skema pengelompokan yang
menetapkan tag-tag tertentu untuk masing-masing item data. Sebagai contoh,
dalam laporan keuangan berbasis IFRS tag XBRL
OtherReserves
merepresentasikan
pos Other Reserves.
Masing-masing
negara memiliki aturan akuntansi yang berbeda-beda. Akibatnya, masing-masing
negara akan memerlukan taksonomi pelaporan keuangan sendiri-sendiri.
Berbagai organisasi, termasuk regulator, asosiasi industri, atau perusahaan
induk, bisa juga memerlukan taksonomi XBRL khusus untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan bisnis mereka sendiri. Taksonomi khusus juga telah dirancang untuk
memfasilitasi penggabungan data serta pelaporan internal di dalam organisasi.
Taksonomi khusus dimaksud adalah GL Taxonomy.
Bagaimanakah cara kerja XBRL?
KPMG
(2013) menjelaskan, sistem pelaporan
XBRL melibatkan dua pihak utama, yaitu pengirim dan penerima informasi.
Otoritas
pengawas atau regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), atau Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga-lembaga di Indonesia yang
bisa berperan sebagai penerima informasi. Pengirim informasi adalah perusahaan
atau organisasi lainnya yang diwajibkan untuk menyampaikan laporan kepada
otoritas pengawas atau regulator. Contoh pihak pengirim informasi adalah emiten
bursa dan bank-bank yang berada di bawah regulasi BI.
Dalam
implementasinya, peran pihak penerima informasi adalah menetapkan informasi
standar dalam bentuk taksonomi XBRL. Pihak penerima informasi juga memroses
informasi dalam format XBRL yang diterimanya. Di sisi lain, pihak pengirim
informasi berperan menyampaikan data laporan dalam bentuk dokumen XBRL (XBRL
instance document) berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.
Gambar berikut
dikutip dari KPMG (2013).

Dalam pembuatan dokumen XBRL,
perangkat lunak membubuhkan tag-tag XBRL ke item-item data perusahaan berdasarkan
taksonomi yang telah ditetapkan.
Taksonomi standar (standard
taxonomy) mendefinisikan
konsep data yang dilaporkan serta mendefinisikan terminologi yang digunakan
dalam laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, taksonomi
standar identik dengan formulir kosong yang akan diisi dengan data. Taksonomi
standar juga mendefinisikan atribut-atribut konsep data melalui berbagai
komponen (linkbases).
Taksonomi perluasan (extension
taxonomy) hampir
sama dengan taksonomi standar, mencakup konsep-konsep laporan yang diperluas
sesuai dengan informasi spesifik yang dilaporkan oleh perusahaan tertentu.
Regulator bisa juga menggunakan taksonomi perluasan, jika regulator itu
membutuhkan informasi tambahan lebih rinci yang belum tercakup dalam taksonomi
umum yang tersedia.
Data perusahaan adalah isi atau
kandungan informasi yang akan dilaporkan dalam format XBRL.
Proses pembubuhan tag (tagging
process) adalah
pemetaan data dengan mengidentifikasi dan mencocokkan data perusahaan dengan konsep-konsep
dalam taksonomi untuk menghasilkan doKumen XBRL.
Dokumen adalah data laporan
yang telah diubah menjadi format XBRL. Selain berisi data, dokumen XBRL juga
memuat informasi mengenai identitas entitas pelapor, periode laporan, satuan
pengukuran, serta tingkat presisi yang digunakan. Penyusun laporan tidak perlu
menetapkan format laporan, karena taksonomi telah menetapkan format laporan.
Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, dokumen XBRL identik
dengan data yang telah diisikan ke dalam formulir.

Secara
lebih spesifik, KPMG (2013) mengidentifikasi tiga jensi perangkat lunak yang
digunakan dalam proses pelaporan berbasis XBRL:
·
Aplikasi pemetaan XBRL, berfungsi
melaksanakan proses pembubuhan tag dalam pembuatan dokumen XBRL.
·
Alat validasi XBRL, berfungsi
menerima dan memvalidasi dokumen XBRLyang dikirimkan oleh pihak pengirim.
·
Aplikasi business
intelligence, berfungsi melaksanakan analisis data dan menghasilkan
laporan.
Wujud konkretnya, seperti apakah taksonomi dan dokumen XBRL?
Untuk mendapatkan gambaran dunia nyata penerapan XBRL, Hoffman dan Watson
(2010) menunjukkan salah satu
perangkat lunak berbasis Web yang bisa digunakan untuk melihat taksonomi XBRL,
yaitu Yeti Explorer (http://bigfoot.corefiling.com/yeti/resources/yeti-gwt/Yeti.jsp), yang
disediakan oleh CoreFiling.

Gambar di atas menyajikan kotak
dialog Open
Taxonomy, yang berisi daftar taksonomi publik yang ada dalam pustaka
taksonomi CoreFiling. Sebagai contoh, kita akan melihat taksonomi IFRS (2013).
Dari kotak dialog Open
Taxonomy, klik IFRS
(2013), klik Full,
dan selanjutnya klik tombol Open.
Yeti Explorer akan menampilkan
taksonomi XBRL untuk IFRS (2013) dalam satu halaman Web yang terdiri dari tiga
bagian. Bagian kiri berisi daftar elemen-elemen laporan keuangan berbasis IFRS.
Untuk melihat salah satu elemen, kita hanya perlu mengklik tanda plus (+) yang
terletak di depan labelnya. Sebagai contoh, laporan posisi keuangan (neraca)
dibagi menjadi dua klasifikasi: lancar/tidak lancar dan urutan likuiditas.
Bagian kanan terdiri dari tiga
tab (Details, Relationships,
dan Tree
Locations) untuk masing-masing elemen. Gambar berikut menyajikan
atribut rinci dari aset Cash
and cash equivalents.

Bagian bawah adalah alat
pencarian label, elemen, atau atribut tertentu. Sebagai contoh, ketika kita
memasukkan kata instruments dan mengklik tombol Search,
Yeti Explorer menampilkan hasil pencarian dengan rincian berupa Local name, Element label,
danMatched value.
Setelah kita melihat taksonomi,
di manakah dokumen XBRL? Kita bisa menemukan laporan keuangan berformat XBRL
dari halaman EDGAR | Company Filings di situs resmi SEC.
Sebagai contoh, kita mencoba menulis microsoft,
lalu mengklik tombol Search.

Kita
menemukan dua hasil pencarian. Pilih MICROSOFT CORP dengan mengklik CIK#:0000789019.
Halaman hasil pencarian untuk MICROSOFT CORP berisi daftar laporan yang
dikirimkan oleh perusahaan tersebut kepada SEC. Gulung halaman ke bawah hingga
menemukan dokumen dengan data interaktif. Klik pada tombol berlabel Interactive Data paling atas yang tampak sebagai
berikut.

Kita
akan menemukan menu navigasi dokumen XBRL yang ditampilkan oleh browser sebagai
berikut

Contoh laporan
keuangan menggunakan XBRL

Bagaimanakah XBRL di Indonesia?
Data keanggotaan XII (diakses tanggal 19
Januari 2014) memuat Bank Indonesia (BI) sebagai anggota langsung (direct
member) XII. XII memang menawarkan dua opsi keanggotaan: Direct Membership dan Jurisdictions Membership. Bank
Indonesia sejauh ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya lembaga dari Indonesia
yang berpartisipasi dalam pengembangan standar global pelaporan bisnis secara
elektronis yang dipelopori XII.
BI (2013) menyatakan, XBRL pada
awalnya diterapkan dalam penyampaian Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS),
Implementasi XBRL di BI dikatakan sebagai bagian dari penyiapan infrastruktur
dalam rangka pengalihan fungsi regulasi dan pengawasan bank syariah dari BI ke
OJK.
Wada (2013) dalam paparannya
mengenai XBRL di Asia dan Oceania menyinggung implementasi XBRL di Indonesia.
Wada (2013) menyatakan bahwa proyek XBRL Bank Indonesia dilatarbelakangi oleh
timbulnya tuntutan informasi baru bagi perbankan syariah dalam rangka
mengakomodasi standar akuntansi keuangan syariah, mematuhi ketentuan regulasi,
mengakomodasi munculnya produk-produk baru perbankan syariah, serta memenuhi
kebutuhan statistik moneter dan statistik sistem pembayaran.
Wada (2013) juga menjelaskan
bahwa proyek XBRL BI dimaksudkan untuk mempersiapkan transisi pengawasan
keuangan dari BI ke OJK pada tahun 2014. Proyek XBRL BI merupakan bagian dari
upaya pengembangan sistem pelaporan keuangan yang akan mengakomodasi kebutuhan
informasi BI dan OJK, misalnya yang berupa Laporan Stabilitas Moneter dan
Sistem Keuangan (LSMK).
Manfaat dan
Penggunaan XBRL pada Dunia Bisnis
1.
Secara
umum, manfaat XBRL adalah :
a.
Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik
karena mengimplementasikan :
·
Format
yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang
'comparable' dan mudah untuk dianalisis
·
Validasi
secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input
b.
Memudahkan
dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRLdapat diolah kembali menjadi format
yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT, dll
c.
Meningkatkan
kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional,
karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar
negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan
perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
d.
Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi
investor
2.
Manfaat
dan kegunaan khususnya adalah sebagai berikut:
Semua jenis organisasi dapat menggunakan XBRL untuk menghemat
biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan informasi keuangan.
Karena XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat disesuaikan dengan berbagai
kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan informasi keuangan
dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data bisnis.
a.
Pengumpulan Data dan Pelaporan
Dengan menggunakan XBRL,
perusahaan dan produsen lain dari data keuangan dan laporan bisnis dapat
mengotomatisasi proses pengumpulan data. Sebagai contoh, data dari divisi
perusahaan yang berbeda dengan sistem akuntansi yang berbeda dapat dirakit
secara cepat, murah dan efisien jika sumber informasi telah diperbarui untuk
menggunakan XBRL. Setelah data dikumpulkan dalam XBRL, berbagai jenis laporan
yang menggunakan berbagai himpunan bagian dari data dapat diproduksi dengan
usaha minimal. Sebuah divisi keuangan perusahaan, misalnya, bisa cepat dan
terpercaya menghasilkan laporan manajemen internal, laporan keuangan untuk
publikasi, pajak dan pengajuan perundang-undangan lainnya, serta laporan kredit
untuk pemberi pinjaman. Tidak hanya dapat menangani data dengan otomatis,
menghapus proses yang memakan waktu, proses yang rawan kesalahan, tetapi data
dapat diperiksa oleh perangkat lunak untuk lebih akurat.
Usaha kecil dapat manfaat bersama yang besar dengan
standarisasi dan menyederhanakan perakitan dan pengajuan informasi kepada pihak
yang berwenang.
b.
Konsumsi Data dan Analisis
Pengguna data yang diterima secara elektronik dalam XBRL
dapat mengotomatisasi penanganannya, memangkas pemeriksaan yang memakan waktu
dan mahal, serta pemasukan ulang manual informasi . Software ini
juga bisa langsung memvalidasi data, menyoroti kesalahan dan kesenjangan yang
segera dapat diatasi. Hal ini juga dapat membantu dalam menganalisis, memilih, dan
pengolahan data untuk digunakan kembali.usaha manusia
dapat beralih ke yang lebih tinggi, lebih banyak aspek nilai tambah analisis,
review, pelaporan dan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, analis investasi dapat menghemat usaha,
sangat menyederhanakan pemilihan dan perbandingan data, dan memperdalam
analisis perusahaan mereka. Lender
dapat menghemat biaya dan mempercepat hubungan mereka dengan debitur. Regulator dan departemen pemerintah dapat merakit,
memvalidasi dan memeriksa data jauh lebih efisien dan berguna daripada mereka
sampai sekarang mampu melakukannya.
3.
Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:
ü
Mendapatkan data lebih cepat dan dapat
diandalkan tentang
kinerja keuangan perusahaan.
ü
Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan
menganalisa data
ü
Menyederhanakan dan tugas otomatis
ü
Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan
yang menambah nilai
ü
Membuat lebih baik menggunakan perangkat
lunak untuk meningkatkan
efisiensi dankecepatan
Secara
ringkas,
XBRL
dapat
mempercepat,
mengurangi
usaha
dan
meningkatkan
kehandalan dalam
tugas-tugas
akuntansi
dan
audit.
Komunitas
akuntansi
dapat
memainkan
peran
penting dalam
menjelaskan
dan
mendorong
penerapan XBRL.
Perusahaan
akuntansi
utama
adalah
anggota
penting
dari
KonsorsiumXBRL.
Keunggulan XBRL
Keunggulan XBRL
adalah data dan informasi tersebut mudah dimegerti, diolah, diintegrasikan, dan
dianalisis oleh siapa saja, dengan aplikasi manapun asalkan XBRL-enabled. Saat
ini hampir seluruh software developer terkemuka sudah memuatkan XML, dasar dari
XBRL, dalam sistem dan aplikasi yang dikembangkannya (Microsoft, Sun, Oracle,
HP, Linux, dll). Bahkan XBRL juga dapat diolah melalui aplikasi yang
dikembangkan dengan teknologi berbasis open source.
XBRL bukan
merupakan standar akuntansi baru dan tidak memerlukan perubahan terhadap
standar akuntansi yang sudah ada. XBRL hanya akan menambahkan suatu deskripsi
(tagging) yang terstandar sehingga suatu data akan lebih konsisten untuk
diper-bandingkan dan dianalisis lebih lanjut. Hal ini tentunya akan sangat
bermanfaat bagi investor global
yang ingin memperbandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan
lain yang berada di luar negeri.
Mendasarkan pada
keunggulan tersebut maka saat ini jumlah organisasi yang mengimplementasikan
XBRL semakin meningkat. Beberapa negara yang mulai mengimplementasikan XBRL adalah
Amerika Serikat, Austalia, Canada, Jerman, Irlandia, Inggris, Jepang,
Nederland, New Zealand, Spanyol, dan Negara-negara Uni Eropa. Sedangkan
beberapa negara Asia yang saat ini tengah mengkaji implementasinya adalah Hong
Kong, Singapura, dan China. Di masing-masing negara tersebut, organisasi yang
ikut serta dalam implementasi dan pengembangan XBRL mencakup lembaga pemerintah
(regulator, departemen), Bursa Efek, penyedia jasa keuangan (perbankan,
asuransi, multifinance), kantor akuntan publik, penyedia jasa informasi,
pengembang aplikasi, dan lain-lain.
Implementasi
XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar-lembaga terkait. Hal ini
dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi (TI), tapi lebih
dari itu adalah kesiapan standarisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur
pengimplementasiannya.
1. Seperti apakah Buku besar (general ledger)
dan siklus pelaporan pada pada perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan
banyak digunakan di perusahaan
Siklus
buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan
dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan
pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan.
Definisi Buku Besar (General
ledger)
Romney
& Steinbard (2006), General ledger berisi tentang rangkuman data mengenai
setiap asset, kewajiban, ekuitas, penjualan, dan biaya-biaya sebuah organisasi.
Kegiatan proses informasi meliputi updating general ledger dan persiapan
laporan yang merangkum hasil aktivitas organisasi. Dokumen-dokumen transaksi
yang sudah dicatat sebelumnya, baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus
kemudian dipindahkan ke dalam buku besar (General ledger) sesuai dengan
kelompok rekening dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya fungsi buku besar
adalah untuk mengetahui total saldo pada masing-masing rekening yang nantinya
akan dipindahkan ke neraca saldo secara satu per satu tiap-tiap rekening
Fungsi Buku Besar (General ledger)
Fungsi general ledger (Wilkinson, 2000, p.380)
ialah :
1)
Untuk mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat
2)
Untuk memposting transaksi – transaksi tersebut pada akun yang sesuai
3)
Untuk menjaga keseimbangan debit dan kredit pada akun – akun tersebut
4)
Mengkomodasi pencataan jurnal penyesuaian
5)
Membuat laporan keuangan yang handal dan tepat waktu pada setiap periode
akuntansi
Tujuan Buku Besar (General ledger)
Tujuan General ledger yang dikemukakan oleh
Wilkinson (2000), diantaranya :
(1) Mencatat transaksi akuntansi secara akurat
dan tepat waktu.
(2) Memposting transaksi ke akun yang sesuai.
(3) Menjaga keseimbangan debet dan kredit
untuk masing-masing akun.
(4) Mengakomodasikan jurnal penyesuaian, serta
(5) Menyediakan laporan keuangan yang handal
dan tepat waktu dalam setiap periode akuntansi.
Aktivitas Buku Besar (General
ledger)
Aktivitas yang ada pada general ledger (Romney
dan Steinbart, 2006, p.525-528) adalah sebagai berikut :
1.
Update General ledger
Update general ledger
terorganisir dari 2 (dua) sumber, yaitu :
a. Accounting subsystem, secara teori general ledger bisa diperbaharui
untuk tiap-tiap transaksi individual, namun pada prakteknya, variasi subsistem
akuntansi bisa memperbahuri general ledger dengan rangkuman jurnal, yang
menampilkan hasil dari semua transaksi yang terjadi selama periode tertentu.
b. Treasurer, bagian treasurer menghasilkan catatan
jurnal individual untuk memperbaharui General ledger bagi transaksi tidak rutin
seperti penjualan atau pembelian surat berharga penanaman modal.
2.
Memposting jurnal
penyesuaian atau post adjusting entries
Adjusting entries berasal dari pengendali (controller) setelah trial
balance disisipkan. Trial balance adalah laporan yang berisi keseimbangan untuk
semua akun general ledger. Terdapat 5 (lima) kategori dasar adjusting entries,
yaitu :
a. Accruals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menggambarkan transaksi yang telah terjadi namun kas belum
diterima atau belum dibayar. Contohnya pencatatan pendapatan sewa.
b. Defferals, mewakili catatan-catatan yang dibuat
pada akhir periode akuntansi untuk menggambarkan pertukaran dari kas yang
dibayar dimuka untuk pelaksanaan dari kejadian yang berhubungan.
c. Estimates, mewakili catatan-catatan untuk
menggambarkan bagian dari pengeluaran yang terjadi diluar periode akuntansi.
Contohnya penyusutan dan biaya piutang tak tertagih.
d. Revalutions, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk menggambarkan
perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang tercatat dari suatu asset
atau perubahan prinsip akuntansi. Contohnya perubahan metode yang digunakan
untuk menilai persediaan.
e. Corrections, mewakili catatan-catatan yang dibuat
untuk mengatasi pengaruh-pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam general
ledger. Contohnya rekonsiliasi.
3.
Menyiapkan laporan
keuangan atau Prepare finalcial statements
Persiapan laporan keuangan
dimulai pertama kali dengan income statement yang datanya diambil dari
penjualan nilai biaya pada adjusted trial balance, kemudian dilanjutkan dengan
balance sheet. Kegiatan ini memerlukan closing entries dengan nilai penjualan dan
biaya sama dengan 0 (nol), kemudian dilakukan transfer net invoice atau loss ke
retained earnings.
4.
Menghasilkan laporan
manajerial
Menghasilkan laporan menejerial merupakan final dalam
general ledger and reporting system. Laporan ini akan digunakan untuk
memverifikasi akurasi proses posting. Tahap akhir dari siklus buku besar
dan pelaporan adalah pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada dasarnya
laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku besar
dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal
voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor(kode) rekening, tanggal dan
daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian proses
posting. Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian
kinerja. Anggran perasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatanuntuk
setiap unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana
arus masuk dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan
estimasoi arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan
kas.
Sumber Input General Ledger
Dalam
bukunya Accounting Information System (Wilkinson, 2000, p.384-385),
mengemukakan bahwa sumber input general ledger berasal dari berbagai sistem
pemrosesan transaksi pada satu perusahaan yang diklasifikasikan sebagai
transaksi rutin, non rutin, penyesuaian, pembalik, dan penutup. Tipe ini dapat
dipecah lagi menjadi :
a. Transaksi rutin eksternal (Routine external
transaction), timbul selama periode akuntansi dari pertukaran dengan pihak
independen yang berada dalam lingkungan sekitar.
b.
Transaksi rutin internal (Routine internal transaction), terjadi karena ada
transaksi internal yang timbul selama periode akuntansi.
c.
Transaksi non rutin (Nonroutine transaction), biasanya jarang terjadi dan
berasal dari luar perusahaan dari aktivitas yang tidak rutin.
d.
Penyesuaian (Adjusting entries), terjadi pada akhir periode akuntansi (walaupun
beberapa timbul selama periode dan tidak berulang).
e.
Pembalik (Reserving entries), jurnal pada awal periode akuntansi untuk membalik
jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya.
f.
Penutup (Closing entries), memindahkan jumlah yang ada pada akun sementara ke
dalam akun modal pemilik yang sesuai, sehingga akun sementara menjadi nol.
Dibawah ini contoh buku besar

2. Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan
mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.
Ancaman dan Pengendalian dalam
Sistem Informasi Buku Besar (General ledger)
Menurut
Romney & Steinbard (2006), terdapat beberapa ancaman yang potensial dalam
sistem informasi general ledger, yang secara garis besar dapat diterjemahkan
sebagai berikut :
1.
Kesalahan (error) dalam
mengupdate general ledger dan pembuatan laporan keuangan. Kesalahan yang
terjadi ketika mengupdate general ledger dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan yang tidak tepat karena menyajikan informasi yang keliru dalam
laporan keuangan. Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk ancaman ini
adalah dengan input edit and processing controls, reconciliations and control
reports dan audit trail.
·
Pemeriksaan
validitas
·
Pemeriksaan Field
(Format)
·
Pemeriksaan saldo
nol
·
Uji kelengkapan
·
Verifikasi
closed-loop
·
Membuat file ayat
jurnal penyesuaian standar untuk ayat jurnal penyesuaian yang berulang untuk
setiap periode, seperti biaya depresiasi
·
Pemeriksaan tanda
dari saldo akun buku besar, saat pembaruan selesai, untuk memverifikasi
saldonya telah benar (debit atau kredit
·
Menghitung total
run-to-run untuk memverifikasi akurasi pemprosesan batch voucher jurnal
2.
Kehilangan, akses tidak
berwenang, atau pengubahan terhadap data keuangan. General ledger merupakan
komponen kunci dalam sistem informasi akuntansi perusahaan. Akses yang
dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat menyebabkan kerahasiaan data
perusahaan terbongkar yang mungkin akan dimanfaatkan oleh kompetitor yang ada.
Pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya akses oleh pihak
yang tidak berwenang dapat dilakukan dengan cara penggunaan username dan
password.
Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku besar
Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku besar
·
ID dan pasword
pemakai harus digunakan untuk mengendalikan akses ke buku besar dan pemisahan
tugas yang benar
·
Pengendalian atas
pembuatan catatan voucher jurnal karena mengotorisasi perubahan saldo akun buku
besar
3.
Poor Performance.
Perusahaan mesti menyediakan informasi kepada banyak pihak ekternal, termasuk
pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga membuat laporan
pengendalian untuk digunakan dalam pengelolaan operasi. Merancang ulang proses
bisnis memberikan kesempatan tambahan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektivitas.
Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem informasi akuntansi
organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a.
Pengunaan label file
internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir dari kerusakan
tanpa disengaja.
b.
Pembuatan cadangan buku
besar secara rutin paling tidak dua salinan cadangan buku besar harus ada.satu
salinan disimpan dilokasi perusahaan satunya disimpan diluar perusahaan.
Warsidi, 2014, Sistem pelaporan
keuangan berbasis XBRL : http://www.warsidi.com/2014/01/mengawali-tahun-dengan-xbrl.html, diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul
22.30.
Venny,
dkk, 2011, Implementasi XBRL Dalam Bisnis : http://vennysagita.blogspot.co.id/2011/02/xbrl-dalam-bisnis.html, diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul 22.45.
Wada, Yoshiaki, 2013, XBRL In Asia and Oceania Region : http://www.eurofiling.info/201312/presentations/20131211-12thXEUDayPresXBRLinAsiaYoshiakiWada.pdf diakses
tanggal 1 Juni 2017 pukul 23.00.
Nuryani, dkk, Bahasa Pemograman
XBRL : http://nuryaniirvinasimatupang.blogspot.co.id/2014/, diakses tanggal 2 Juni 2017 pukul
06.00.
Nur Fadhila Amri, 2015, Buku
Besar (General ledger) : http://www.e-akuntansi.com/2015/12/buku-besar-general-ledger.html, diakses pada 2
Juni pukul 05.00.
Ade Firmansyah,
2014, Contoh Buku Besar Akuntansi Dan Cara Membuatnya :
http://zahiraccounting.com/id/blog/contoh-buku-besar-akuntansi-dan-cara-membuatnya/,
diakses pada 4 Juni pukul 06.30
Ayu Juniantari,
2013, Silkus Buku Besar dan Pelaporan : http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html,
diakses pada 2 Juni pukul 05.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar