SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
KONSEP DASAR PENGENDALIAN
INTERNAL, HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERNAL, MANAJEMEN RISIKO, CORPORATE
GOVERNANCE DAN IT GOVERNANCE
Dibuat oleh :Yohana Premavari (55516120056)
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Alkautsaroh, 2015, Chapter 8 : Mengamankan Sistem Informasi : http://alkautsaroh.blog.upi.edu/2015/10/14/chapter-8-mengamankan-sistem-informasi/, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 18.45.
Nur Fadhila Amri, 2015,
Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Dan Keamanan Sistem Diperlukan : http://www.e-akuntansi.com/2015/11/pengendalian-berbasis-teknologi.html, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 19.37
Wida F. Manik, 2012, Good
Corporate Governance : http://manikwida.blogspot.co.id/2012/11/good-corporate-governance-gcg_7704.html, diakses tanggal 07 Mei 2017 pukul 14.43
Warsidi, 2016, Pengendalian
internal: definisi, komponen, dan prinsip : http://www.warsidi.com/2016/03/pengendalian-internal-intern-control-definisi-komponen-prinsip-coso-arti-pengertian-apa-yang-dimaksud.html diakses tanggal 07 Mei 2017 pukul 15.00
Agus Prasetyo Utomo,
2006, Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Proses Auditing dan
Pengendalian Internal,Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XI, No. 2, Juli
2006 : 66-74. https://www.academia.edu/5428724/Dampak_Pemanfaatan_Teknologi_Informasi_terhadap_Proses_Auditing_dan_Pengendalian_Internal, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 04.27
Sari Kartika, 2017, SI-PI, Sari
Kartika, Hapzi Ali, Sistem Informasi Dalam Kegiatan Bisnis, Universitas Mercu
Buana, 2017. PDF: https://www.slideshare.net/auliafirdaus/si-pi-sari-kartika-hapzi-ali-sistem-informasi-dalam-kegiatan-bisnis-universitas-mercu-buana-2017-pdf-75695328, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 04.30
Dibuat oleh :Yohana Premavari (55516120056)
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Hubungan
atau pengaruh Sistem Informasi pada suatu perusahaan terhadap Pengendalian
Internal dalam upaya mewujudkan Good
Corporate Management (GCG).
Sistem Infromasi
Sistem Informasi adalah Suatu sistem yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi dalam upaya
pengambilan keputusan
Pengendalian Internal
Pengendalian Internal adalah proses di dalam
entitas (organisasi, termasuk perusahaan), dipengaruhi oleh dewan komisaris
(atau dewan pengawas serupa), manajemen, dan personel lainnya, dirancang untuk
memberikan jaminan yang layak agar entitas mencapai tujuan-tujuannya.
Tujuan-tujuan entitas dikelompokkan menjadi tiga kategori (COSO, 2013):
1.
Efektivitas dan efisiensi operasi.
2.
Keandalan atau reliabilitas
pelaporan keuangan.
3.
Kepatuhan dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Good Corporate Governance (GCG)
Istilah Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan
oleh Cadbury Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam
laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini
dipandang sebagai titik balik (turning point) yang sangat menentukan bagi
praktik Good Corporate Governance di seluruh dunia.
Komite Cadbury, Tjager dan Deny (2005) mendefinisikan Good
Corporate Governance, sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan
yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan
kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan sebagainya.
Menurut The Indonesian Institute of Corporate Governance
(IICG), Good Corporate Governance (GCG) didefinisikan sebagai struktur, sistem,
dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk
memberi nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berdasarkan
peraturan perundangan dan norma yang berlaku (IICG, 2009: 3). Corporate
governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan
dan pengawasan atas kinerja.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip utama dari Good Corporate Governance
(GCG) yaitu :
a.
Akuntabilitas
(accountability)
Prinsip ini memuat
kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi
beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.
Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris
bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat
kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam
rangka pengelolaan perusahaan.
b.
Pertanggungan-jawab
( responsibility)
Prinsip ini menuntut perusahaan
maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung
jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi
yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang
telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun
pedoman operasional bisnis perusahaan.
c.
Keterbukaan
(transparancy)
Dalam prinsip ini, informasi harus
diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara
lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara independen.
Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan
perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.
d.
Kewajaran
(fairness)
Seluruh pemangku kepentingan harus
memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan.
Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela
yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota
direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
e.
Kemandirian
( independency)
Prinsip ini menuntut para pengelola
perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang
dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini
bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak
stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan
perusahaan.
3. Tujuan Good Corporate Governance (GCG)
a)
Mendorong
tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada
asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kesetaraan dan kewajaran.
b)
Mendorong
pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan
Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
c)
Mendorong
pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi agar dalam membuat
dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
d)
Mendorong
timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
e)
Mengoptimalkan
nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku
kepentingan lainnya.
f)
Meningkatkan
daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga mampu
menigkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
4. Keuntungan Good Corporate Governance (GCG)
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan Good Corporate
Governance yaitu:
1. Dengan good corporate governance
proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan
menghasilkan keputusan yang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta
terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal ini jelas akan sangat
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga kinerja perusahaan
akan mengalami peningkatan.
2. Good Corporate Governance akan
memungkinkan dihindarinya atau sekurang-kurangnya dapat diminimalkannya
tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan
perusahaan. Hal ini tentu akan menekan kemungkinan kerugian bagi perusahaan
maupun pihak berkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.
3. Nilai perusahaan dimata investor akan
meningkat sebagai akibat dari meningkatnya kepercayaan mereka kepada
pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan
investor kepada perusahaan akan dapat memudahkan perusahaan mengaksestambahan
dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan terutama untuk tujuan
ekspansi.
4. Dalam praktik GCG karyawan
ditempatkan sebagai salah satu stakeholders yang seharusnya dikelola dengan
baik oleh perusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga
diperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam tahap selanjutnya tentu akan
dapat pula meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap
perusahaan.
5. Dengan baiknya pelaksanaan corporate
governance, maka tingkat kepercayaan stakeholders kepada perusahaan akan
meningkat.
6. Penerapan corporate governance yang
konsisten juga akan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan.
Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa terhadap laporan
keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip
akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi secara transparan.
Hubungan
atau pengaruh Sistem Informasi pada suatu perusahaan terhadap Pengendalian
Internal dalam upaya mewujudkan Good
Corporate Management (GCG).
Sistem Informasi
sekarang ini merupakan hal yang sangat penting tidak terpisahkan dari
perusahaan . Perusahaan saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan yang
cepat, dinamis dan kompetitif. Peran Sistem informasi dan tekonologi informasi
saat ini menjadi penting bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan dan pengambilan keputusan management perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan dan
pengambilan keputusan bisa terlaksana dengan baik apabila didukung dengan
sistem informasi yang berjalan dengan baik dan bermanfaat, karena itu agar sistem informasi berjalan dengan
baik sehingga kegiatan operasional perusahaan
berjalan dengan baik dan dapat dilakukan pengambilan keputusan oleh
management untuk mencapai tujuan perusahaan maka sangat diperlukan pengendalian
internal yang baik dan memadai terhadap sistem informasi pada perusahaan.
Hal ini berarti
manajemen harus merancang sebuah sistem dan melaksanakanya dengan baik,
sehingga akan banyak manfaat yang bisa diperoleh perusahaan, yaitu mempermudah
dan membantu manajemen serta menunjang proses pengambilan keputusan
manajemen, untuk dapat bersaing dengan
competitor maka harus dilakukan dengan
pengendalian internal yang baik.
Pengendalian internal,
sistem informasi, dan Good Corporate Governance saling berhubungan satu sama
lain, Dengan perusahaan menerapkan dan menjalankan pengendalian internal yang
baik maka tentunya
perusahaan dapat mencapai tujuannya dan mengurangi resiko yang terjadi.
Dengan diterapkan pengendalian internal yang baik dan memadai dalam sistem informasi maka akan membuat sistem informasi perusahaan berjalan dengan
baik dan menghasilkan informasi –informasi yang relevan, andal dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga management / perusahaan dapat melakukan pengambilan
– pengambilan keputusan yang optimal dan tepat untuk peningkatan efisiensi dan
efektivitas perusahan dan kemajuan serta
keberlanjutan perusahaan. Dengan perusahaan dapat menjalankan
pengendalian internal dengan baik,
mendapatkan informasi yang andal, relevan, sera terpercaya untuk
pengambilan keputusan management yang dihasilkan dari pengendalian internal dan sistem
informasi yang baik maka perusahaan sudah memujudkan Good Corporate
Management yang baik . Good
Governance Management perusahaan dapat tercapai karena perusahaan dapat
menjalankan pengendalian perusahaan dengan baik dan tercapai tujuan perusahaan.
Kerentanan dan penyalahgunaan Sistem Informasi &
Pengendalian Internal di perusahaan
Sistem informasi
berbasis teknologi tentunya mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sistem
informasi saat ini sangat rentan terhadap ancaman dan
penyalahgunaan yang disebabkan oleh
beberapa faktor – faktor tertentu. Arsitektur aplikasi berbasis Web biasanya termasuk klien Web,
server, dan perusahaan sistem informasi terkait dengan database. Setiap
komponen ini menyajikan tantangan keamanan dan
kerentanan. Banjir, kebakaran, gangguan listrik, dan masalah listrik lainnya
dapat menyebabkan gangguan pada setiap titik dalam jaringan.
1.
Kerentanan Internet
Jaringan
publik yang besar, seperti Internet, lebih rentan daripada internal yang
jaringan karena mereka hampir terbuka bagi siapa saja. Internet adalah begitu
besar bahwa ketika pelanggaran terjadi, mereka dapat memiliki dampak yang
sangat besar luas. Ketika internet menjadi bagian dari jaringan perusahaan,
organisasi sistem informasi bahkan lebih rentan terhadap tindakan dari pihak
luar. Contoh kerentanan internet :
Jaringan terbuka bagi siapa saja, penggunaan alamat internet tetap
dengan kabel atau DSL modem menciptakan target tetap hacker .
2.
Tantangan
Keamanan Wireless
Bahkan
jaringan nirkabel anda dirumah rentan karena pita frekuensi radio yang mudah
untuk memindai. Kedua Jaringan Bluetooth dan Wi-Fi yang rentan terhadap hacking
dengan penyadap. Meskipun berbagai jaringan Wi-Fi hanya beberapa ratus kaki,
itu bisa diperpanjang sampai dengan seperempat mil menggunakan antena
eksternal. Area lokal jaringan (LAN) dengan menggunakan standar 802.11 dapat
dengan mudah ditembus oleh pihak luar bersenjata dengan laptop, kartu wireless,
antena eksternal, dan hacking software. Contoh : Banyak jaringan Wi-Fi dapat ditembus dengan
mudah oleh penyusup menggunakan program sniffer untuk mendapatkan alamat untuk
mengakses sumber daya jaringan tanpa otorisasi
3.
SOFTWARE JAHAT : VIRUS, WORMS, TROJAN HORSES, DAN SPYWARE
Virus
virus
adalah sebuah program perangkat lunak jahat yang menempel pada perangkat lunak
lain program atau file data untuk dieksekusi, biasanya tanpa pengetahuan
pengguna atau izin. Kebanyakan virus komputer memberikan “muatan.” Virus
biasanya menyebar dari komputer ke komputer ketika manusia mengambil tindakan,
seperti mengirim lampiran e-mail atau menyalin file yang terinfeksi.
Worms
Worms
menghancurkan data dan program serta mengganggu atau bahkan menghentikan pengoperasian
komputer jaringan. Worm dan virus yang sering menyebar melalui Internet dari
file software download, dari file yang melekat pada transmisi e-mail, atau dari
pesan e-mail dikompromikan atau pesan instan.
Trojan Horsers
Sebuah
Trojan horse adalah program perangkat lunak yang tampaknya jinak tapi kemudian
melakukan sesuatu yang lain dari yang diharapkan. Trojan horse tidak seperti
virus karena tidak meniru, tetapi sering merupakan cara untuk virus atau kode
berbahaya lainnya yang akan diperkenalkan ke dalam sistem komputer.
Spyware
Beberapa
bentuk spyware terutama jahat. Keyloggers merekam setiap keystroke dibuat pada
komputer untuk mencuri nomor seri untuk perangkat lunak, untuk memulai serangan
Internet, untuk mendapatkan akses ke account e-mail, untuk mendapatkan password
untuk sistem komputer yang dilindungi, atau untuk memilih informasi pribadi up
seperti nomor kartu kredit. Program spyware lainnya ulang browser Web halaman
rumah, mengarahkan permintaan pencarian, atau kinerja lambat dengan mengambil
terlalu banyak memori.
4.
HACKER DAN KEJAHATAN KOMPUTER
Seorang
hacker adalah seorang individu yang bermaksud untuk mendapatkan akses tidak sah
ke komputer sistem. Dalam komunitas hacker, istilah cracker biasanya digunakan
untuk menunjukkan seorang hacker dengan maksud kriminal, meskipun dalam pers
umum, persyaratan hacker dan cracker digunakan secara bergantian. Hacker dan
cracker memperoleh sah akses dengan mencari kelemahan dalam perlindungan
keamanan yang dipekerjakan oleh Situs web dan sistem komputer, sering mengambil
keuntungan dari berbagai fitur Internet yang membuatnya sistem terbuka yang
mudah digunakan.
Spoofing
dan Sniffing : Hacker mencoba
untuk menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya sering spoof, atau
menggambarkan sendiri dengan menggunakan alamat e-mail palsu atau menyamar
sebagai orang lain. Sebuah Sniffer adalah jenis program penyadapan yang
memonitor informasi bepergian melalui jaringan. Ketika digunakan secara sah,
sniffer membantu mengidentifikasi potensi titik masalah jaringan atau kegiatan
kriminal pada jaringan, tetapi ketika digunakan untuk tujuan kriminal, mereka
dapat merusak dan sangat sulit untuk mendeteksi.
Denial-of-Service
Serangan : Dalam
denial-of-service (DoS) serangan, hacker banjir server jaringan atau Web server
dengan ribuan komunikasi palsu atau permintaan untuk layanan kecelakaan
jaringan. Jaringan menerima begitu banyak permintaan yang tidak dapat menjaga
dengan mereka dan dengan demikian tidak tersedia untuk melayani permintaan yang
sah. Sebuah didistribusikan denial-of-service (DDoS) serangan menggunakan
banyak komputer untuk menggenangi dan membanjiri jaringan dari berbagai titik
peluncuran.
Kejahatan
Komputer : Sebagian besar kegiatan hacker adalah tindak pidana, dan
kerentanan sistem. Komputer mungkin menjadi sasaran kejahatan misalnya
mengakses sistem komputer tanpa otoritas dan melanggar kerahasiaan data
terkomputerisasi dilindungi
Pencurian
identitas : Pencurian identitas
adalah kejahatan di mana seorang penipu memperoleh potongan kunci informasi
pribadi, seperti identifikasi jaminan sosial nomor, nomor SIM, atau nomor kartu
kredit, untuk menyamar orang lain. Informasi yang dapat digunakan untuk
memperoleh kredit, barang, atau jasa atas nama korban atau untuk memberikan
pencuri dengan mandat palsu.
Klik Penipuan
Klik penipuan terjadi ketika program individu atau komputer curang mengklik iklan online tanpa niat belajar lebih banyak tentang pengiklan atau melakukan pembelian. Klik penipuan telah menjadi masalah serius di Google dan situs lainnya yang menampilkan bayar per-klik iklan online.
Klik penipuan terjadi ketika program individu atau komputer curang mengklik iklan online tanpa niat belajar lebih banyak tentang pengiklan atau melakukan pembelian. Klik penipuan telah menjadi masalah serius di Google dan situs lainnya yang menampilkan bayar per-klik iklan online.
Ancaman
global: Cyberterrorism dan cyberwarfare
Kegiatan cybercriminal kami telah dijelaskan-meluncurkan malware, penolakan-ofservice serangan, dan phishing probe-yang tanpa batas. Sifat global Internet memungkinkan untuk penjahat cyber untuk mengoperasikan-dan merugikan-mana saja di dunia. Cyberattacks seperti mungkin menargetkan perangkat lunak yang berjalan grid listrik listrik, sistem kontrol lalu lintas udara, atau jaringan dari bank-bank besar dan lembaga keuangan.
Kegiatan cybercriminal kami telah dijelaskan-meluncurkan malware, penolakan-ofservice serangan, dan phishing probe-yang tanpa batas. Sifat global Internet memungkinkan untuk penjahat cyber untuk mengoperasikan-dan merugikan-mana saja di dunia. Cyberattacks seperti mungkin menargetkan perangkat lunak yang berjalan grid listrik listrik, sistem kontrol lalu lintas udara, atau jaringan dari bank-bank besar dan lembaga keuangan.
5.
ANCAMAN INTERNAL: KARYAWAN
Kita
cenderung berpikir ancaman keamanan untuk bisnis berasal dari luar organisasi.
Bahkan, orang dalam perusahaan menimbulkan masalah keamanan serius. Karyawan
memiliki akses ke informasi rahasia, dan dengan adanya ceroboh intern prosedur
keamanan, mereka sering mampu menjelajah seluruh organisasi sistem tanpa
meninggalkan jejak. Banyak karyawan lupa password mereka untuk mengakses sistem
komputer atau mengizinkan rekan kerja untuk menggunakannya, yang mengabaikan
sistem. Menipu karyawan untuk mengungkapkan password mereka dengan berpura - pura menjadi anggota sah dari perusahaan
yang membutuhkan informasi.
6.
KERENTANAN SOFTWARE
Kesalahan
perangkat lunak menimbulkan ancaman konstan untuk sistem informasi, menyebabkan
tak terhitung kerugian dalam produktivitas. Perangkat lunak komersial
mengandung kelemahan yang membuat kerentanan keamanan bug tersembunyi (cacat
kode program) cacat dapat membuka jaringan oleh penyusup
Kerentanan dan
penyalahgunaan sistem informasi & pengendalian internal di perusahaan
tentunya ada disetiap perusahaan, dengan adanya kerentanan dan penyalahgunaan
sistem informasi tentunya setiap perusahaan akan selalu memperbaiki agar tidak
terulang kembali diwaktu yang akan datang.
Pada tempat saya bekerja kerentanan dan penyalahgunaan sistem informasi
& pengendalian internal antara lain
1.
Virus
: kurangnya update anti virus yang
dilakukan secara berkala, sehingga menyebabkan banyak virus pada pc atau laptop
dan pada akhirnya akan menyebabkan pekerjaan menjadi terhambat
2.
Jaringan
/akses internet yang terbuka untuk orang – orang yang seharusnya tidak dapat
mengakses
3. Deploy
pengembangan atau perbaikan sistem informasi
yang kadang tidak sempurna, yang menyebabkan error pada aplikasi
tersebut . Hal ini karena masih terdapat adanya langkah – langkah yang kurang
sempurna saat melakukan uji coba pengembangan atau perbaikan sistem
informasi tersebut.
Menetapkan kerangka kerja untuk pengamanan dan
pengendalian internal pada Perusahaan
Romney and Steinbart (2015), menjelaskan bahwa pengembangan
sebuah sistem pengendalian internal mengharuskan pemahaman atas kapabilitas dan
resiko teknologi informasi, maupun cara menggunakan teknologi informasi untuk
mencapai tujuan pengendalian organisasi. Akuntan dan para pengembang sistem
membantu manajemen dalam mencapai tujuan pengendalian organisasi melalui
(1) mendesain sistem pengandalian yang efektif yang menggunakan
pendekatan yang proaktif untuk menghilangkan ancaman terhadap sistem serta
mendeteksi, memperbaiki dan memulihkan kembali sistem ketika terjadi ancaman,
dan
(2) membuat sistem mudah untuk membangun pengendalian kedalam
sebuah sistem pada tahap desain awal daripada menambahkan fitur – fitur dalam
sistem setelah digunakan.
Pengendalian intern melakukan tiga fungsi penting (Romney and Steinbart, 2015) :
Pengendalian intern melakukan tiga fungsi penting (Romney and Steinbart, 2015) :
1.
Pengendalian Preventif mencegah masalah sebelum mereka
muncul. Contohnya termasuk mempekerjakan personil yang berkualitas, memisahkan
tugas karyawan, dan mengendalikan akses fisik ke aset dan informasi.
2.
Pengendalian Detektif menemukan masalah yang tidak dicegah.
Contohnya termasuk duplikat pemeriksaan perhitungan dan mempersiapkan
rekonsiliasi bank dan saldo pemeriksaan bulanan.
3.
Pengendalian Korektif mengidentifikasi dan maupun memperbaiki
dan memulihkan kembali sistem akibat error serta benar dan pulih dari kesalahan
yang dihasilkan. Contohnya termasuk menjaga salinan cadangan dari file,
mengoreksi kesalahan entri data, dan mengumpulkan transaksi untuk diproses
selanjutnya.
Romney
and Steinbart (2015), menegaskan bahwa pengendalian internal sering dipisahkan
menjadi dua kategori :
1.
Pengendalian Umum memastikan pengendalian lingkungan dalam
keadaan stabil dan di kelola dengan baik. Contohnya mencakup keamanan,
Infrastruktur TI, dan akuisisi perangkat lunak, pengembangan, dan pemeliharaan.
2. Pengendalian
Aplikasi mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan transaksi dan fraud
dalam program aplikasi. Pengendalian aplikasi berkaitan dengan akurasi,
Kerangka kerja untuk pengamanan dan
pengendalian internal pada Perusahaan
1. Kontrol Sistem Informasi
Kontrol sistem informasi yang baik manual dan
otomatis dan terdiri dari kedua kontrol umum dan pengendalian aplikasi. Kontrol
umum mengatur desain, keamanan, dan penggunaan program komputer dan keamanan
file data di umum di seluruh infrastruktur teknologi informasi organisasi.
Secara keseluruhan, kontrol umum berlaku untuk semua aplikasi komputerisasi dan
terdiri dari kombinasi prosedur hardware, software, dan manual yang menciptakan
lingkungan kontrol secara keseluruhan.
JENIS PENGENDALIAN UMUM
1. Kontrol software Memantau penggunaan perangkat
lunak sistem dan mencegah akses yang tidak sah dari program perangkat lunak,
sistem software, dan komputer program.
2. Kontrol hardware Pastikan perangkat keras
komputer secara fisik aman, dan memeriksa kerusakan peralatan.
3. Kontrol operasi komputer Mengawasi pekerjaan
departemen komputer untuk memastikan bahwa prosedur diprogram secara konsisten
dan benar diterapkan pada penyimpanan dan pengolahan data.
4. Kontrol keamanan data Pastikan bahwa file data
bisnis yang berharga di kedua disk atau tape tidak dikenakan akses yang tidak
sah, mengubah, atau kerusakan saat mereka sedang digunakan atau dalam
penyimpanan.
5. Kontrol pelaksanaan Audit proses pengembangan
sistem pada berbagai titik untuk memastikan bahwa proses tersebut benar
dikontrol dan dikelola.
6. Kontrol administratif Memformalkan standar,
aturan, prosedur, dan disiplin kontrol untuk memastikan bahwa umum organisasi
dan kontrol aplikasi yang benar dijalankan dan ditegakkan.
2. Perkiraan Resiko
Menentukan tingkat resiko untuk perusahaan
jika kegiatan atau proses tertentu tidak terkontrol dengan baik. Sebelum
perusahaan Anda berkomitmen sumber daya untuk keamanan dan sistem informasi
kontrol, harus tahu terlebih dahulu aset yang membutuhkan
perlindungan dan sejauh mana aset tersebut rentan. Sebuah penilaian risiko
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan menentukan set biaya yang
paling efektif kontrol untuk melindungi aset. Antara lain menilai jenis ancaman, probabilitas terjadinya selama
tahun, potensi kerugian, nilai ancaman kerugian tahunan.
3. Kebijakan Keamanan
mengembangkan kebijakan keamanan untuk
melindungi aset perusahaan. Sebuah
kebijakan terdiri dari laporan peringkat risiko informasi,
mengidentifikasi diterima tujuan keamanan, dan mengidentifikasi mekanisme untuk
mencapai tujuan-tujuan ini.
4.
Pemulihan Bencana
Perencanaan Dan Bisnis Perencanaan Kontinuitas
Rencana pemulihan bencana fokus terutama pada
teknis isu yang terlibat dalam menjaga sistem dan berjalan, seperti yang file
untuk kembali dan pemeliharaan sistem komputer cadangan atau pemulihan bencana
jasa.
5. Peran Audit
Audit meneliti keamanan perusahaan secara
keseluruhan lingkungan serta kontrol yang mengatur sistem informasi individu.
Auditor harus melacak aliran transaksi sampel melalui sistem dan melakukan tes,
menggunakan, jika sesuai, perangkat lunak audit otomatis, menilai dampak
keuangan dan organisasi masing – masing ancaman
Daftar Pustaka
Alkautsaroh, 2015, Chapter 8 : Mengamankan Sistem Informasi : http://alkautsaroh.blog.upi.edu/2015/10/14/chapter-8-mengamankan-sistem-informasi/, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 18.45.
Nur Fadhila Amri, 2015,
Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Dan Keamanan Sistem Diperlukan : http://www.e-akuntansi.com/2015/11/pengendalian-berbasis-teknologi.html, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 19.37
Hapzi Ali, 2015, Modul perkulihan Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal : Melindungi SI, Konsep & Komponen Pengendalian
Internal, Jakarta.
Hapzi
Ali, 2015, Modul perkulihan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal : Sistem
Informasi dalam kegiatan Bisnis saat ini, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar